5 Fakta Pesut Mahakam, Lambang Kota Samarinda yang Terancam Punah

Bagi penggemar sepak bola mungkin  mengenal logo Borneo FC, sebuah klub bola asal Samarinda yang dikenal  dengan julukan Pesut Etam. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)  menjadi simbol klub mereka. Ini karena Pesut Mahakam menjadi satwa  endemik yang tak terpisahkan bagi Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Pesut Mahakam dikenal sebagai mamalia air yang hidup di air tawar. Habitatnya hanya ada di Teluk Balikpapan dan Sungai Mahakam. Pesut yang berada di dua lokasi ini berbeda secara analisa DNA,  tapi mereka saudara dekat. Tak hanya pesut, lumba-lumba hidung botol,  duyung, buaya dan penyu juga tinggal di wilayah tersebut.

Meski sekilas mirip dengan  lumba-lumba, pesut memiliki keunikannya sendiri. Warnanya putih keabuan  dengan bentuk kepala bulat dan dahi tinggi. Bentuk tubuhnya lurus, tegap  dan membulat dengan mata yang kecil. Sirip dadanya relatif besar dengan  ujungnya membulat, sedangkan sirip punggungnya tampak kecil dan  berbentuk segitiga di belakang bagian tengah.

Sayangnya, jumlah Pesut Mahakam kini semakin berkurang karena tidak adanya daya dukung yang baik di habitatnya. Ini disebabkan  adanya peningkatan aktivitas industri, limbah industri, limbah rumah  tangga dan penggunaan alat tangkap masyarakat yang berlebihan. Bahkan,  pemindahan ibukota negara juga menjadi ancaman baru karena sangat dekat  dengan habitat Pesut. Seperti apa keunikan Pesut Mahakam? Berikut  fakta-fakta tentangnya:

1. Pesut Mahakam menjadi mamalia air yang paling terancam

Pesut Mahakam menjadi satu-satunya  lumba-lumba air tawar yang dilindungi Undang-Undang No.5/1990 tentang  Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem dan PP Nomor 7/1999. Pesut Mahakam  masuk dalam spesies lumba-lumba air tawar yang hanya ada di Amazon,  Indus, Gangga, Yangtze, Ayeyarwady, dan Mekong.

Berdasarkan data Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK RASI) 2022, populasi Pesut Mahakam tersisa 62 individu saja. Bahkan sejak 2008, Pesut Mahakam masuk dalam kategori terancam punah menurut daftar merah IUCN.

Dalam studi peneliti Yayasan Konservasi RASI, Danielle Kreb menyebutkan bahwa Pesut Mahakam sebagai hasil evolusi panjang sejak zaman es.  Perubahan laut dan darat pada zaman es menjebak sejumlah lumba-lumba di  air tawar dan mengharuskannya beradaptasi. “DNA Pesut Mahakam berbeda  bila dibandingkan dengan pesut yang hidup di perairan air asin,” ujar  Danielee dilansir dari BeritaBenar.

2. Perilaku unik Pesut Mahakam : menyemprotkan air untuk berburu dan merayu

Meski sebagai saudara dekat  lumba-lumba, Pesut Mahakam dikenal sebagai perenang lambat. Tapi dia  juga sangat aktif dalam melambaikan sirip atau ekor, salto, mengintip  dan sebagainya.

Perilaku Pesut Mahakam yang paling  unik adalah menyemprotkan air untuk mencari makan. Pesut sering mencari  makan di muara sungai dan anak sungai serta pinggiran sungai. Dia  menyemprotkan air secara horizontal sebagai strategi menyesatkan mangsa.  Ikan repang, kendia, lais, jelawat, patin, baung dan udang menjadi  makanan favoritnya.

Tapi akan berbeda artinya jika ada  Pesut jantan yang menyemprotkan air secara vertikal di udara atau  menyemprotkan ke pesut lain. Itu artinya dia sedang menarik perhatian  lawan jenis. Aksi ini ternyata untuk menunjukkan seberapa lihai untuk  menyemprotkan air dan memperoleh ikan.

3. Aktivitas industri dan alat tangkap nelayan mengancam Pesut Mahakam

Jumlah pesut terus menurun setiap  tahunnya. Dalam rentang waktu 1995-2018, rata-rata ada empat individu  Pesut Mahakam mati per tahun. Danielle mengatakan kematian Pesut 66% disebabkan oleh rengge—alat  tangkap tradisional nelayan lokal. Sehingga, dia pun mengusulkan agar  Pemda perlu membuat program penggunaan rengge yang lebih kecil agar  pesut tidak terjebak. Tujuannya agar nelayan tetap melaut dan populasi  Pesut tetap terjaga.

Aktivitas industri juga menjadi  ancaman terbesar Pesut. Sejak 20 tahun silam, perusahaan kayu dan batu  bara beroperasi di Teluk Balikpapan. Tumpahan minyak, lalu lintas kapal  ponton batu bara, tanker minyak semakin sering hilir mudik mengancam  Pesut. Sebagai hewan yang menggunakan sonar untuk hidup, polusi suara menganggu sistem navigasi Pesut. Tak jarang kematian Pesut juga disebabkan tertabrak kapal.

Baca juga: Kematian Pesut Tertinggi di Sepanjang 2018-2019

Pemindahan Ibukota Negara yang dekat  dengan habitatnya juga menjadi ancaman baru di Teluk Balikpapan. Dalam  upaya perlindungan, pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga telah  membuat regulasi untuk perlindungan habitat pesut, yakni dengan adanya  kawasan konservasi perairan melalui SK Bupati No.75/2020. Meski SK sudah ada, lalu lintas sungai masih terbebani oleh  ponton-ponton besar. Mereka kerap melewati anak-anak sungai dan berjalan  terlalu pinggir. Padahal itu menjadi wilayah Pesut bermain dan mencari makan.

4. Rasio pertumbuhan yang kecil

Berdasarkan data Yayasan Konservasi RASI, rata-rata kematian Pesut Mahakam dapat mencapai 4,2 individu per tahun.  Sedangkan rata-rata kelahirannya antara 5-6 individu per tahun.  Sedangkan, periode kehamilan mereka antara 9 sampai 14 Bulan dan  melahirkan satu anak tiap periode. Setelahnya akan menyusui selama 1,5  tahun.

Setiap individu Pesut Mahakam  memiliki usia sekitar 30-50 tahun. Musim kemarau (Juli-September)  menjadi musim kelahiran paling banyak. Meski begitu, setiap betina  dewasa, di atas 8 tahun hanya bisa melahirkan 2-3 tahun sekali. Hal ini  yang tentu mengancam populasi Pesut Mahakam secara alami.

5. Cara bersosialisasi ala Pesut Mahakam

Pesut Mahakam hidup dalam  berkelompok, biasanya 8-30 individu dalam satu kelompok. Rata-rata Pesut  betina bergerak rata-rata 45 km dan maksimal 100 km, sedangkan jantan  mulai dari 100 km hingga 165 km sepanjang tahun. Biasanya mereka  menjelajah hulu dan hilir sungai sepanjang 10 km diulang beberapa kali  dalam sehari.

Suara menjadi cara berkomunikasi bagi Pesut Mahakam karena visibilitas Sungai Mahakam yang rendah.  Setiap individu memiliki berbagai macam suara berbeda. Kadang terdengar  suara mendengkur, keretak, merintih, cicit, bersiul dan berkicau.  Biasanya mereka akan bersiul saat melakukan perjalanan untuk saling  berhubungan antar individu.